Chapter 2 “Different Feeling”
Jong Hoon berjalan dengan santai menuju sekolahnya. Hari
ini ia memutuskan untuk masuk sekolah. Setelah kemarin ia merasa sudah baikan.
Ia berjalan dengan tas yang digandengnya diatas bahu,
membuatnya terlihat sangat keren.
Dari kejauhan terlihat seseorang yang memperhatikannya.
Setelah memastikan orang yang tak jauh didepannya itu adalah Jong Hoon. Jang Mi
segera berlari menghampirinya.
Jang Mi menepuk pundak Jong Hoon dan beriringan berjalan
disamping namja itu. Jong Hoon sedikit terkejut dengan tepukan itu dan melihat
Jang Mi yang sudah berada disampingnya.
Jong Hoon hanya menatapnya sekilas. Kemudian memilih
untuk berjalan duluan. Lagi2 ia menghiraukan Jang Mi. Tapi Jang Mi tidak merasa
kesal sedikit pun. Ia kembali berjalan disamping Jong Hoon.
Jang Mi mengambil sesuatu dari ranselnya. Dan
memberikannya pada Jong Hoon. Jong Hoon berhenti dan menatap sebuah kotak
bekal yang ada dihadapannya itu. Ia
menatap Jang Mi.
Jang Mi mengangguk dan meminta Jong Hoon untuk menerimanya.
Tapi Jong Hoon menolak dan kembali berjalan meninggalkan Jang Mi. Tapi Jang Mi
tak kalah keras kepalanya dengan Jong Hoon. Ia kembali mengejar Jong Hoon.
“Yaa, Kau belum sarapan kan??”
“Belum. Terus apa urusanmu?”, tanya Jong Hoon sambil
menatap Jang Mi yang ada dihadapannya.
Tanpa banyak bicara. Jang Mi segera meraih tangan Jong
Hoon dan meletakkan kotak bekalnya ditangan namja itu. Kemudian ia segera pergi
meninggalkan Jong Hoon. Tanpa melihat tampang namja itu yang terlihat sedikit
kesal.
Jang Mi berbalik menoleh kearah Jong Hoon. Ia berlari
mundur sambil berteriak kearah Jong Hoon.
“Yaa, kau harus memakannya. Aku tidak menerimanya kalau
masih ada yang tersisa. OKE”, teriak Jang Mi sambil mengacungkan sebelah
tangannya dengan jari telunjuk dan ibu jarinya yang membentuk lingkaran.
Sedangkan Jong Hoon hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan aneh yeoja
itu.
Beberapa menit yang lalu, bel istirahat sudah berbunyi.
Jong Hoon menolak ajakan kedua sahabat untuk makan siang. Ia lebih memilih berada
didalam kelas saja.
Ia menyandarkan tubuhnya kekursi. Kedua tangannya berada
didalam saku celana dan kakinya yang disilangkan. Benar2 pose yang perfect. Itu
menurut yeoja yang berada satu kelas dengannya. Ia tidak menyadari beberapa
yeoja tengah memperhatikannya sambil terperangah. Melihat namja tampan seperti
melihat surga.
Jong Hoon mengalihkan pandangannya yang sedari tadi
mentap keluar kearah laci mejanya. Ia baru ingat kalau tadi pagi Jang Mi
memberikannya bekal. Sebenarnya ia sedang tidak bernafsu. Tapi mengingat yeoja
itu sudah sangat baik membuatkannya bekal, ia pun mengambil bekal itu dan
meletakkannya diatas meja.
Ia membuka kotak bekal itu. Dan melihat nasi goreng dan
telur dadar yang cukup banyak. Kemudian Jong Hoon melihat sebuah memo kecil
yang tertempel disisi kotak bekal itu. Ia sempat tersenyum saat membacanya. ‘Aku tahu kau sangat menyukai telur dadar.
Makanlah yang banyak J’
Setelah membaca memo itu. Dengan tenang, ia pun memakan
bekal dari Jang Mi. Tak lama, kedua temannya itu muncul dan langsung berjalan
kearah Jong Hoon yang tengah melahap makanannya.
Min Hyun beralih duduk dihadapan Jong Hoon. Ia menatap
Jong Hoon sembari tersenyum lebar. Jong Hoon yang merasa terganggu dengan
senyum palsu Min Hyun itu segera menegurnya.
“Wae??”, tanya Jong Hoon dengan makanan yang masih ada
dimulutnya.
Min Hyun menopang dagunya dengan sebelah tangan sambil
menatap Jong Hoon.”Pantas saja kau menolak diajak untuk kekantin. Ternyata ada
yang membuatkan bekal untuk mu”, goda Min Hyun.
“Sepertinya enak”, ucap Kim Joon sembari mencoba
mengambil telur dadar milik Jong Hoon. Tapi dengan cepat Jong Hoon memukul
telapak tangan Kim Joon dengan sumpit. Kemudian menatap tajam kearah Kim Joon.
“Yaa, aku hanya minta sedikit saja”,Kim Joon sedikit mengambek.
“Andwae”, tolak Jong Hoon.
“Cihh, soal makanan kau pelit sekali”, gerutu Kim Joon.
Min Hyun terkekeh,”Sepertinya ini bukan soal makanan.
Tapi soal siapa yang memberi”, Min Hyun mencoba menggoda Jong Hoon. Kim Joon
menatap Min Hyun tidak mengerti. Min Hyun tertunduk saat melihat tatapan Kim
Joon. Ia merasa kecewa. Kenapa salah satu temannya ini sangatlah lamban.
“Aaa”, Kim Joon mengangguk-angguk. Sepertinya sekarang ia
mengerti.
“Maksudmu Seo Jang Mi kan??”, ucapnya memastikan sambil
menunjuk kearah Min Hyun. Min Hyun menjetikkan jarinya. Dan kembali menatap
Jong Hoon dengan senyuman menggoda. Sedangkan Jong Hoon hanya memilih diam.
Tidak ingin menanggapi komentar konyol dari kedua temannya.
“Baiklah. Nikmati saja makananmu itu”, ucap Kim Joon.
Kemudian beralih duduk disamping Min Hyun. Jong Hoon yang melihat sahabatnya
itu hanya menggedikkan bahunya. Dan kembali menyantap makanannya.
###
Jang Mi mengitari rak buku hampir satu jam. Tapi ia belum
mendapatkan buku yang ia cari. Sedangkan Yeon Hee, mulai merasa bosan. Menunggu
Jang Mi yang masih memilih buku untuk tugas mereka. Yeon Hee bukanlah tipe
orang yang suka menghabiskan waktunya di perpus. Berbeda dengan Jang Mi yang
memang sangat menyukai buku. Menurutnya perpustakaan adalah tempat menyenangkan.
Karena disini ia bisa menemukan berbagai buku. Itu pendapat Jang Mi.
Tapi menurut Yeon Hee, perpustakaan adalah tempat
mengerikan dimana banyak tulisan-tulisan yang sangat ia tidak mengerti.
Yeon Hee hanya berdiam diri disalah satu kursi yang tak
jauh dari Jang Mi. Ia membiarkan Jang Mi memilih buku yang bagus untuk
melengkapi tugas mereka. Kalau ia yang disuruh. Ia pasti sudah menyerah. Karena
ia tidak tahu apa2 tentang buku.
“Kau sudah mendapatkan bukunya??”, tanya Yeon Hee saat
melihat Jang Mi berjalan kearahnya dengan membawa beberapa buku.
“Hanya ada satu”, Jang Mi menunjukan buku yang ia dapat.
Kemudian duduk disebelah Yeon Hee.”Kuharap ini cukup”, Yeon Hee ikut
mengangguk.
“Lalu yang ini?”, Yeon Hee menunjuk tiga buku yang ada
dihadapan Jang Mi.
“Tentu saja untuk kubaca”
“Ckckc, matamu benar2 kuat untuk melihat tulisan yang
berderet itu”, Jang Mi hanya tersenyum mendengar ucapan Yeon Hee.
“Aa- cham”, seru Yeon Hee dan membuat Jang Mi mengalihkan
pandangan dari buku ke Yeon Hee.
“Kau pacaran dengan Jong Hoon?”, tanya Yeon Hee yang
membuat mata Jang Mi sedikit terbelalak. “Aku melihat mu memberikan bekal
padanya tadi pagi”, lanjutnya.
Jang Mi tertawa kecil kemudian menggeleng,”Aku tidak
pacaran dengannya. Aku hanya berusaha baik padanya”, jelas Jang Mi.
“Benarkah? Apa kau tidak tertarik dengannya, Jang Mi?”
“Na?”, Jang Mi menunjuk dirinya sendiri kemudian terkekeh
pelan.”Tentu saja tidak. Aku hanya ingin berteman dengannya. Itu saja.
Mengingat aku selalu berbuat salah padanya”, jelas Jang Mi
Yeon Hee hanya mengangguk seolah mengerti.”Eo, baiklah”.
Kemudian membiarkan Jang Mi kembali sibuk dengan buku yang dibacanya.
###
Jong Hoon melangkah masuk kedalam rumahnya dengan kaki
yang diseret. Ia merasa sangat lelah hari ini. Sejenak ia ingin terlelap untuk
melepaskan penat ditubuhnya. Ia pun segera merebahkan tubuhnya keatas sofa. Ia
pun tertidur dengan seragam yang masih melekat di badannya.
Satu jam kemudian ia terbangun. Jong Hoon mendongak
melihat jam dinding yang tertempel didinding sebelah kirinya. Jam menunjukan
jam 4 sore.
Ia pun segera pergi menuju kamarnya untuk berganti baju.
Tiba2 ia teringat dengan kotak bekal Jang Mi yang masih ada padanya. Ia
mengeluarkannya dari ranselnya dan meletakkannya diatas meja dapur. Kemudian ia
kembali berjalan menuju dapurnya.
Jong Hoon memegangi perutnya. Ia mulai lapar lagi
sekarang. Ia berharap disaaat seperti ini ada Jang Mi yang memasakkannya. Ia
melihat kearah dapur yang kosong kemudian ia menghela nafas panjang. Dan
menyandarkan kepalanya kesandaran sofa.
Jong Hoon mengambil ponselnya. Ia berniat akan memesan
jajangmyun. Saat ia akan memencet tombol dial. Bel rumahnya berbunyi. Ia pun
menaruh kembali ponselnya diatas meja.
Awalnya ia sangat heran siapa yang berkunjung ketempatnya
disaat sore hari seperti ini. Dengan pelan, Jong Hoon pun membuka pintu. Dan
melihat sosok Jang Mi yang sudah berdiri didepannya.
“Annyeong”, sapa Jang Mi ramah. Yeoja itu masih
mengenakan pakaian seragam.
Raut wajah Jong Hoon terlihat kaget. Ia tidak mengira
kalau Jang Mi akan datang kerumahnya lagi.”Kau baru pulang??”,tanya Jong Hoon.
“Ne”, sahut Jang Mi singkat.
“Kau tidak pulang kerumah?”, tanya Jong Hoon lagi.
“Ani”, sahut Jang Mi sembari menggeleng.”Aa, Jong
Hoon-ssi. Bolehkah aku masuk dulu”
“Aah, Ne. Deureowa”, Jang Mi pun masuk melewati Jong Hoon
dan segera duduk tanpa disuruh.
“Kenapa kau baru pulang?”, tanya Jong Hoon penasaran.
“Aku habis mencari buku. Untuk tugas ku”
“Kau tidak langsung pulang kerumah?”
“Aniya. Aku segera kesini untuk menepati janjiku”, ucap
Jang Mi sembari melangkah menuju dapur. Jong Hoon sedikit bingung. Arah matanya
mengikuti kemana Jang Mi berjalan.
“Bukankah aku sudah berjanji akan membuatkan makanan
untukmu.-- Aahk, ini kotak bekalku”, Jang Mi melihat kotak bekalnya diatas meja
makan.
Jong Hoon berjalan menghampiri Jang Mi. Dan duduk didepan
counter sambil memperhatikan Jang Mi yang tengah menyiapkan bahan makanan.
“Setelah aku memasak makan malam untukmu. Aku akan
pulang”, jelas Jang Mi.
“Kenapa kau tidak makan malam bersama ku saja”, ajak Jong
Hoon. Entah kenapa kata2 itu tiba2 keluar dari mulutnya tanpa ia sadari.
“Aku tidak bisa”
Ada sedikit kekecewaan pada Jong Hoon. Sebenarnya ia
mulai merasa kalau dirinya tidak seperti biasa. Sejak kapan ia mulai merasa
bergantung pada orang lain. Sejak kapan ia merasa ingin terus bersama dengan
orang yang ada dihadapannya ini.
Jong Hoon membiarkan Jang Mi menyelesaikan masakannya. Ia
terus memperhatikan Jang Mi yang tengah menyiapkan makanan. Yeppeuda, pikir Jong Hoon.
“Jja,,kkeutnasseo”, Jang Mi selesai menyiapkan semuanya.
Mangkuk, sumpit dan sendok pun sudah tersedia dihadapan Jong Hoon. Jang Mi
terlihat seperti menyiapkan makanan untuk anaknya. Karena sedari tadi Jong Hoon
hanya berdiam diri sambil memperhatikan Jang Mi yang sibuk memasak.
Jang Mi mengambil sumpit Jong Hoon. Dan mengambil sedikit
daging dan menyuapkannya pada Jong Hoon. Awalnya Jong Hoon sedikit terkejut.
Kemudian ia menerima suapan dari Jang Mi.
“Eottae ?? Masittji??”
“Eoh”, jawab Jong Hoon pelan.
Eonni.. Eonni...
badajwo.. badajwo.. suara ringtone ponsel
Jang Mi berbunyi. Ia pun segera mengeluarkan ponselnya dari saku roknya.
“Chamkan”, ucapnya pada Jong Hoon. Kemudian berjalan
sedikit menjauh.
“Kenapa ia harus menjauh”,gerutu Jong Hoon. Kemudian
mulai melahap makanan buatan Jang Mi.
“Yeoboseyo”
“Ah, ne. Jansiman,galkkeyo. Ne..”, Jang Mi memutuskan
sambungan. Kemudian ia kembali menemui Jong Hoon.
Jang Mi melepas efron dan mengambil kotak bekalnnya.
“Jong Hoon-ssi, na galkke”, pamit Jang Mi. Ia pun segera berlalu. Tapi Jong
Hoon menahannya.
“Chamkanman. Aku akan mengantarmu pulang”, tawar Jong
Hoon. Tapi Jang Mi segera menolaknya. ia berkata bahwa Jong Hoon tak usah
repot2 untuk mengantarnya. Karena ia akan bertemu seseorang.
Mendengar Jang Mi akan bertemu seseorang, membuat Jong
Hoon penasaran. Jam sudah menunjukkan pukul 7. Apa ia akan pergi berkencan. Pikir Jong Hoon.
Ia bersikeras untuk mengantarkan Jang Mi. Dengan berat
hati, Jang Mi pun membiarkan Jong Hoon untuk mengantarnya.
Setelah selesai membersihkan piring. Mereka pun segera
pergi.
Mereka berdua berjalan dengan pelan. Sama sekali tidak
ada yang berbicara selama perjalanan. Jong Hoon merasa saat ini ia merasa gugup
hanya dengan berjalan disamping Jang Mi.
“Eoh”, Jang Mi seperti melihat seseorang yang ia kenal.
Seorang namja berbadan tinggi dengan memakai jaket tebal tengah berdiri sambil
memandang kesan-kemari. Ia berdiri tak jauh dari mereka.
Begitu pula dengan Jong Hoon saat mendengar seruan dari
mulut Jang Mi. Ia mengarahkan pandanganya pada namja itu. Ia melihat kearah
Jang Mi yang segera berlari menhampiri namja itu.
“Jang Woo-yaa”, teriak Jang Mi sembari berlari kearah
namja yang bernama Jang Woo itu.
“Jang Mi-yaa”, balas teriak Jang Woo.
Jang Mi berlari dan segera memeluk Jang Woo dengan erat.
Ia kembali berteriak.”Bogoshipta”
“Bogoshipeo~”, balas Jang Woo sambil membawa Jang Mi
berputar yang masih dalam pelukannya. Mereka seperti sudah lama tidak bertemu.
Sedangkan Jong Hoon yang melihatnya seperti cemburu. Ia tidak pernah tahu kalau
Jang Mi sudah punya pacar. Tapi namja itu terlalu tua untuknya. Mana mungkin ia
pacarnya.
“Oppa, neo baegophayoo?”, tanya Jang Mi.
“Eoh, kau ingin memasak untukku?”, pinta Jang Woo sembari
membelai kepala Jang Mi.
“Geureomnyeo. Oppa, jibe kayo”, ajak Jang Mi. Kedua
tangannya menggelantung dilengan Jang Woo. Ia terlihat sangat manja pada Jang
Woo.
“Ah, oppa jamsimannyeo”, Jang Mi mengingat sesuatu. ia
meninggalkan Jong Hoon sendirian dibelakang. Ia menoleh melihat kebelakang. Dan
mendapati Jong Hoon yang tengah bersandar sambil memainkan kakinya yang seperti
menendang-nendang angin.
Jang Mi sekilas tersenyum kemudian ia berteriak pada Jong
Hoon. “Jong Hoon-ssi, Itta bwayo. Jalga”, Jang Mi melambaikan sebelah
tangannya. Kemudian kembali melangkah pergi bersama Jang Woo.
Jong Hoon menatap Jang Mi tidak percaya.”Mwo?? ‘Jong
Hoon-ssi’”, gerutu Jong Hoon. Yang benar saja. Jang Mi masih memanggilnya
dengan sebutan –ssi. Padahal mereka sudah mulai akrab. Semenjak dua minggu yang
lalu. Ck, dia sangat iri dengan namja yang ditemui Jang Mi tadi.
Jong Hoon berjalan pulang sambil menendang-nendang
sesuatu yang ada dihadapannya. Kenapa tiba2 hatinya terasa sakit seperti ini.
Ia merasa kesal pada dirinya sendiri.
“Ah, chamkan”, ia berhenti sejenak. Kemudian berpikir.
“Apa aku jatuh cinta pada yeoja itu?”, tanyanya pada diri sendiri.”Ah, maldo
andwae”, sangkal Jong Hoon sembari menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia pun
kembali berjalan.”Aku tidak mungkin jatuh cinta semudah ini padanya. Andwae.
Cholte andwae”, ucapnya terus menyangkal. Apakah ia benar2 suka pada Jang Mi.
Hanya itu yang sekarang ada dibenakknya.
Continue....
0 komentar:
Posting Komentar